Jumlah Mikroplastik yang Mengejutkan dalam Kemasan Makanan Tradisional

Dibuat pada 08.06
Kehadiran mikroplastik dalam kemasan makanan tradisional memang mengejutkan dan menjadi perhatian kesehatan/lingkungan yang muncul. Berikut adalah rincian dari apa yang kita ketahui:
1. Ketersebaran Kemasan Plastik: Sebagian besar kemasan makanan tradisional sangat bergantung pada plastik: botol PET, wadah polistiren (PS), tutup dan nampan polipropilena (PP), kantong polietilena densitas rendah (LDPE), pembungkus polivinil klorida (PVC), dan laminasi multi-lapis.
2. Sumber Mikroplastik dalam Kemasan:
  • Degradasi Fisik: Goresan, abrasi, pembengkokan, dan membuka/menutup wadah melepaskan fragmen plastik kecil.
  • Stres Termal: Memanaskan makanan dalam wadah plastik (memanaskan dengan microwave, pengisian panas, paparan sinar matahari) mempercepat kerusakan polimer dan pel leaching.
  • Degradasi Kimia: Interaksi dengan makanan asam, berlemak, atau asin dapat merusak polimer plastik.
  • Produksi & Penanganan: Mikroplastik dapat hadir sebagai debu atau puing-puing dari produksi dan penanganan bahkan sebelum digunakan.
3. Angka yang Mengejutkan (Studi Terbaru Menyoroti):
  • Teh Kantong (Nylon/PET): Satu kantong teh plastik dapat melepaskan miliaran (sekitar 11,6 miliaran) partikel mikroplastik dan nanoplastik ke dalam satu cangkir saat diseduh pada suhu 95°C.
  • Wadah Takeaway Sekali Pakai (PS, PP): Studi menunjukkan bahwa ini dapat melepaskan puluhan hingga ratusan ribu partikel mikroplastik per wadah, terutama ketika terpapar cairan atau makanan panas. Memanaskan dalam microwave secara dramatis meningkatkan pelepasan.
  • Botol Plastik (PET): Botol PET yang dapat digunakan kembali dapat melepaskan ratusan hingga ribuan partikel per liter, dengan angka yang meningkat secara signifikan seiring dengan pemakaian (goresan, penekanan). Botol sekali pakai juga melepaskan, meskipun mungkin lebih sedikit per siklus penggunaan.
  • Tutup & Penutup Plastik (Sering PP/PE): Interaksi dengan cairan panas (misalnya, cangkir kopi) melepaskan ribuan partikel per penggunaan.
  • Cangkir Kertas Berlapis Plastik: Lapisan plastik tipis di dalamnya terurai dengan cairan panas, melepaskan puluhan ribu mikroplastik per cangkir.
  • Kantong Makanan Bayi: Terdapat kekhawatiran tentang pelepasan mikroplastik dari film plastik multi-lapis, terutama selama proses memeras dan menangani.
4. Mengapa Ini Mengkhawatirkan:
  • Ingesti Manusia Langsung: Partikel-partikel ini masuk ke dalam makanan dan minuman kita, yang mengarah pada konsumsi langsung. Rata-rata orang kemungkinan mengonsumsi puluhan ribu hingga ratusan ribu partikel mikroplastik setiap tahun dari sumber makanan dan minuman, dengan kemasan menjadi kontributor utama.
  • Kontaminan Kimia: Mikroplastik dapat menyerap polutan lingkungan yang berbahaya (seperti PCB, pestisida, logam berat) dan mengandung aditif (plastisizer seperti ftalat, BPA, penghambat api) yang dapat bocor. Bahan kimia ini adalah pengganggu endokrin dan karsinogen potensial.
  • Dampak Kesehatan Jangka Panjang yang Tidak Diketahui: Meskipun studi kesehatan manusia jangka panjang yang definitif kompleks, bukti menunjukkan bahwa mikroplastik menyebabkan peradangan, kerusakan sel, dan dapat melewati penghalang biologis (lapisan usus, plasenta, penghalang darah-otak) dalam model laboratorium. Efek kumulatifnya menjadi perhatian utama.
  • Ketahanan: Mikroplastik tidak terurai secara hayati. Mereka bertahan di lingkungan dan terakumulasi dalam rantai makanan, akhirnya kembali ke manusia.
  • Kehadiran: Mereka telah ditemukan dalam darah manusia, plasenta, paru-paru, tinja, dan susu ibu.
5. Studi Kunci yang Mendorong Kekhawatiran:
  • Hernandez et al. (2019) tentang kantong teh (Nature Food).
  • Zangmeister et al. (2022) tentang cangkir kertas berlapis plastik (Ilmu Lingkungan & Teknologi).
  • Du et al. (2020) tentang wadah makanan (Jurnal Bahan Berbahaya).
  • Beberapa studi yang menganalisis mikroplastik dalam air kemasan (misalnya, Mason et al., analisis Orb Media).
  • Penelitian secara konsisten menemukan mikroplastik dalam jaringan manusia (misalnya, Leslie et al., Environment International 2022 tentang darah; Ragusa et al., Environment International 2022 tentang plasenta).
Solusi & Melangkah Maju:
1. Kurangi Kemasan Plastik: Utamakan bahan kaca, logam, keramik, dan bahan yang benar-benar dapat terurai/biodegradable (tercertifikasi, tidak berbasis plastik seperti selulosa).
2. Tingkatkan Desain Kemasan: Kembangkan plastik yang lebih inert dan tahan lama yang kurang rentan terhadap pengelupasan. Jelajahi pelapis penghalang yang efektif untuk kertas/kardus untuk menggantikan pelapis plastik.
3. Pilihan Konsumen:
  • Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik (pindahkan ke kaca/keramik untuk memanaskan di microwave).
  • Minimalkan penggunaan kemasan plastik sekali pakai, terutama untuk makanan/minuman panas.
  • Pilih minuman dalam wadah kaca atau logam.
  • Gunakan botol/wadah yang dapat digunakan kembali yang terbuat dari stainless steel atau kaca.
  • Dukung perusahaan yang berinvestasi dalam solusi kemasan bebas plastik.
4. Regulasi & Penelitian:
Pemerintah perlu peraturan yang lebih ketat tentang penggunaan plastik dalam bahan kontak makanan dan mendanai penelitian mendesak tentang dampak kesehatan. Standar pengujian yang lebih baik untuk pelepasan mikroplastik sangat penting.
Sebagai kesimpulan, jumlah mikroplastik yang dilepaskan dari kemasan makanan sehari-hari ke dalam apa yang kita makan dan minum secara ilmiah terbukti sangat besar dan menimbulkan risiko yang signifikan, namun masih belum sepenuhnya terukur, bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ini adalah alasan yang kuat untuk segera beralih dari kemasan plastik tradisional di mana pun memungkinkan.
Tahu gulung dihiasi dengan tomat ceri dan bawang hijau dalam wadah plastik.
Ray
Ferrill
Evelyn